Bahaya Perut Buncit: 7 Risiko Penyakit Akibat Perut Buncit

Apakah Anda sedang merasa kesulitan untuk menarik ritsleting celana karena perut yang buncit? Mungkin bukan saatnya untuk membeli celana baru, namun berusaha memiliki tubuh baru yang lebih sehat.

Anda bisa mengetes sendiri di rumah apakah Anda memiliki perut buncit atau tidak. Caranya, ukur lingkar pinggang menggunakan meteran pita. Perut yang normal memiliki lingkar tidak lebih dari 40 inci (pria) atau 35 inci (wanita).

Perut buncit sebaiknya diwaspadai karena dapat memicu timbulnya penyakit-penyakit yang cukup parah. Berikut 7 bahaya perut buncit yang perlu Anda waspadai.

Ilustrasi bahaya perut buncit

1. Kanker

Penelitian oleh The World Cancer Research Fund mengestimasikan bahwa sekitar 20% penderita kanker memiliki masalah obesitas atau perut buncit.

Jenis-jenis kanker tersebut antara lain kanker payudara, kolon, esofagus, ginjal dan pankreas. Sementara orang yang kelebihan berat badan juga berpotensi lebih tinggi terkena kanker hati, serviks, ovarium dan prostat.

Saat seseorang memilki timbunan lemak dalam perutnya, di dalam tubuhnya akan meningkat produksi hormon insulin dan insulin growth factor-1 (IGF-1), yang dapat memicu terbentuknya sel-sel tumor.

Selain itu, perut buncit juga dapat menyebabkan produksi hormon estrogen lebih tinggi pada wanita, yang kemudian dapat memicu kanker payudara. Kanker payudara karena perut buncit banyak ditemukan terutama pada wanita yang sudah memasuki usia menopause.

Kemudian sel-sel yang tertutup lemak juga dapat memberi efek mempercepat pertumbuhan sel kanker. Sel-sel lemak dalam tubuh dapat memicu produksi hormon adipokine lebih tinggi, yang akan menghambat pertumbuhan sel-sel sehat di sekitarnya.

2. Stroke

Bahaya perut buncit dapat pula menyebabkan stroke dalam jangka waktu panjang. Sebelumnya, penderita akan merasakan tekanan darah tinggi atau diabetes terlebih dahulu hingga akirnya memicu stroke.

Sebuah penelitian oleh Dr. Hiroshi Yatsuya di Universitas Minnesota, membuktikan bahwa semakin besar lingkar pinggang seseorang, semakin riskan dirinya terkena stroke di masa yang akan datang.

Saat terlalu banyak lemak dalam tubuh, pembuluh darah akan ditumbuhi oleh plak, yang dapat pecah dan kemudian membentuk gumpalan darah.

Jika gumpalan darah tersebut dekat dengan otak, ia dapat menghalangi aliran darah dan oksigen menuju otak, sehingga bagian yang tidak mendapatkan darah dan oksigen tersebut berhenti bekerja dan menyebabkan stroke pada bagian tubuh yang diaturnya.

3. Diabetes Tipe 2

Diabetes tipe 2 merupakan salah satu akibat dari perut buncit. Diabetes tipe 2 terjadi saat insulin yang diproduksi gagal untuk mengubah gula dalam tubuh menjadi energi.

Pankreas, kelenjar yang memproduksi hormon insulin, bereaksi dengan membuat lebih banyak lagi insulin karena dirasa kadar gula dalam aliran darah tidak berkurang.

Lama-kelamaan semakin banyak jumlah insulin yang dihasilkan, namun kadar gula tidak juga berkurang, sehingga akhirnya pankreas kelelahan bekerja, dan tidak dapat memproduksi insulin dalam kadar yang tepat lagi.

Diabetes disebabkan oleh terlalu tingginya kadar gula dalam darah. Seseorang dengan perut buncit memiliki cadangan melimpah dalam perutnya yang tidak diubah menjadi energi, yang tidak menutup kemungkinan terdiri atas komponen gula dari makanan.

Inilah mengapa saat seseorang memiliki perut buncit, risiko terkena diabetes, terutama tipe 2, menjadi lebih tinggi.

4. Hipertensi (Darah Tinggi)

Bahaya perut buncit lainnya yang perlu diwaspadai ialah hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Saat perut membuncit, berarti ada lebih banyak cadangan makanan yang tersimpan dan tidak terpakai. Cadangan makanan ini paling banyak yang berupa lemak, dan kemudian membentuk jaringan lemak.

Jaringan lemak tambahan karena perut buncit juga memerlukan oksigen dan nutrisi. Oksigen dan darah perlu dialirkan ke jaringan baru tersebut untuk menjaga jaringan tetap hidup.

Oleh karena lebih luas jaringan yang harus dilewati darah, maka jantung memompa lebih kuat dan tekanan darah pun meningkat, menyebabkan pembuluh darah menyempit. Dari sinilah awal mulanya terjadi hipertensi.

5. Penyakit Jantung Koroner

Bahaya perut buncit berupa jantung koroner masih berhubungan dengan tekanan darah tinggi yang dijelaskan sebelumnya.

Saat jantung memompa darah lebih kuat, pembuluh darah jantung sendiri juga mengalami penyempitan, sehingga lebih sedikit darah yang bisa melewatinya, namun dengan aliran yang lebih cepat.

Sementara, lemak-lemak yang mengisi tubuh dapat juga terdistribusi dalam pembuluh darah, menghambat aliran darah, sehingga semakin lama jantung bekerja semakin keras untuk mengoptimalkan fungsinya.

Terdapat pembuluh arteri pada organ jantung, yaitu pembuluh darah yang berisi darah segar yang siap didistribusikan ke seluruh tubuh. Jika sumbatan pada pembuluh darah ini cukup parah, maka darah dapat berhenti mengalir sama sekali selama sejenak, hal ini terlihat sebagai serangan jantung dari luar tubuh.

Untuk mencegah hal ini terjadi, sangat baik melakukan olahraga yang menjaga jantung tetap sehat sehingga terhindar dari bahaya penyakit yang tidak diinginkan.

6. Kolesterol Tinggi

Kolesterol tinggi juga dapat menyerang orang yang memiliki perut buncit. Lemak dalam perut terbagi dua, yaitu lemak subkutan dan lemak visceral. Lemak visceral merupakan lemak yang terletak di bagian yang lebih dalam dan dekat dengan organ-organ tubuh, sehingga jika berlebihan cukup berbahaya.

Lemak visceral di area perut lokasinya dekat dengan vena pusat yang mengalirkan darah dari daerah usus menuju hati. Lemak visceral dapat menambahkan kadar asam lemak pada darah, kemudian masuk ke liver dan mempengaruhi terbentuknya lemak pada darah.

Kolesterol terbentuk dalam liver. Lemak visceral secara langsung berpengaruh pada jumlah total kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan HDL (kolesterol baik). Orang dengan perut buncit memiliki lebih banyak lemak visceral, sehingga kemungkinan terbentuknya kolesterol berlebih pun menjadi lebih tinggi.

7. Demensia dan Alzheimer

Tak disangka-sangka, ternyata bahaya perut buncit juga dapat merambah hingga ke otak, menjadi penyebab penyakit demensia dan alzheimer.

Kedua penyakit ini biasanya diderita oleh orang yang sudah lanjut usia. Penderita akan memiliki ingatan yang terbatas dan terputus.

Sebuah penelitian dari University of Gothenburg, Swedia, mengamati 290 orang wanita dengan berat badannya serta pengaruhnya terhadap otak.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin seseorang memiliki berat berlebih, yang biasanya ditambah dengan perut membuncit, semakin tinggi risikonya terkena penyakit demensia dan Alzheimer.

Hal ini masih berhubungan dengan lemak visceral. Lemak tersebut hidup secara biologis, dan mempengaruhi produksi hormon kortisol dan glukokortikoid, yang berhubungan dengan stres.

Dalam otak, terdapat bagian hipokampus yang merupakan penerima hormon glukokortikoid. Jika hal ini terlalu banyak terjadi, maka semakin lama akan mengakibatkan penyakit demensia dan alzheimer.

Itulah 7 bahaya perut buncit yang dapat menimpa siapa saja. Jika Anda merasa perut mulai membuncit, segeralah berolahraga untuk menghilangkannya sehingga risiko-risiko penyakit di atas pun juga ikut menghilang.

Bahaya Perut Buncit: 7 Risiko Penyakit Akibat Perut Buncit