6 Obat Tradisional Asam Urat yang Ampuh (dan Cara Membuatnya)
Pengobatan tradisional untuk penyakit asam urat dengan mengonsumsi sari-sari tanaman tertentu sudah banyak menggantikan pengobatan secara modern. Beberapa tumbuhan memang dikenal memiliki berbagai kandungan yang dapat meluruhkan kelebihan zat asam urat dalam tubuh.
Dalam proses kerjanya, zat asam urat dinetralisir dengan kandungan-kandungan yang terdapat dalam tumbuhan tersebut, serta peredaran darah menjadi lebih lancar sehingga rasa nyeri pada tulang, sendi, dan otot menjadi berkurang.
Di Indonesia, berbagai tanaman herbal dapat menjadi obat tradisional asam urat yang cukup ampuh mengurangi gejala-gejala yang ditimbulkan.
Enam di antaranya dijelaskan di bawah ini.
1. Kumis Kucing
Tanaman kumis kucing (Orthosiphon aristatus) termasuk tumbuhan yang tumbuh subur di iklim negara tropis. Dinamakan kumis kucing karena mahkota dari bunga tumbuhan ini berbentuk seperti jarum yang berkumpul, terlihat seperti kumis kucing. Di Indonesia sendiri, ada yang menyebutnya dengan nama sesalaseyan, remuk jung, soengot koceng, atau remujung.
Tanaman kumis kucing biasanya tidak terlalu tinggi, rata-rata hanya sekitar 1,5 m. Kumis kucing memiliki daun berbentuk seperti telur taji yang pinggirannya bergerigi.
Tanaman kumis kucing mudah ditemukan di sekitar lahan-lahan pertanian dengan pancaran sinar matahari penuh, tanpa ternaungi tumbuhan lainnya. Tanaman ini menyukai tumbuh di tempat dengan suhu sedang sampai panas. Perkembangbiakannya pun cukup mudah, hanya dengan stek batang saja.
Salah satu khasiat dari tumbuhan kumis kucing ialah menurunkan kadar asam urat, sehingga sangat cocok sekali dikonsumsi sebagai obat herbal asam urat.
Kumis kucing mengandung orthosiphon glikosida, flavanoid sinensetin yang merupakan zat samak, saponin, sapofonin, garam kalium, myoinositol, minyak lemak, dan minyak atsiri.
Seluruh kandungan yang terdapat di dalam tumbuhan ini aman untuk dikonsumsi. Sehingga dari mulai batang, daun, hingga bunganya dapat dimanfaatkan untuk pengobatan asam urat.
Untuk mengolah tanaman kumis kucing ini juga cukup mudah. Caranya, petik terlebih dahulu bagian batang yang daunnya cukup rimbun, kira-kira sebanyak 100 gram. Cuci dengan bersih, sehingga kotoran-kotoran seperti tanah dan debu tidak ikut terkonsumsi.
Rebus dengan 3 gelas air minum, hingga airnya berkurang menjadi 1 gelas dengan sari-sari tumbuhan yang terkonsentrasi. Setelah suhu turun, saring airnya untuk diminum oleh penderita asam urat. Lakukan secara rutin, paling tidak satu hari sekali.
2. Sambiloto
Sejenis dengan kumis kucing, sambiloto (Andrographis paniculata) merupakan tumbuhan pendek yang tingginya paling banyak hanya mencapai 90 cm. Tanaman sambiloto banyak dikenal di daerah dengan nama lain sambilata, ki pait, ampadu tanah, bidara, andiloto, pepaitan, atau ki oray.
Namun, berbeda dengan kumis kucing, tumbuhan sambiloto subur pada tempat yang teduh dan agak lembab, dengan curah hujan yang sedang. Sambiloto tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah hingga ketinggian sekitar 700 mdpl.
Tanaman sambiloto memiliki daun tunggal yang saling berhadapan dengan permukaan daun yang halus tanpa bulu. Walaupun jarang terlihat, jika berbunga, akan terlihat bunga kecilnya yang berwarna putih keungunan.
Sambiloto mengandung zat andrografolid pada daunnya yang menyebabkan daun ini terasa pahit, namun sekaligus sebagai obat tradisional asam urat yang cukup ampuh.
Untuk mengolah tanaman sambiloto menjadi obat asam urat, Anda dapat memanfaatkan seluruh bagian tumbuhannya dari batang, daun, dan bunga. Cara mengolahnya sama persis dengan kumis kucing, direbus hingga sari-sarinya keluar dari tanaman dan kemudian diminum.
3. Daun Salam (Bay Leave)
Daun salam sangat mudah ditemukan di pasaran, karena memang fungsinya sebagai daun rempah yang banyak digunakan untuk menambah cita rasa masakan Indonesia. Namun, siapa sangka daun salam ternyata berpotensi menjadi obat asam urat alami.
Pohon salam (Syzygium polyanthum) termasuk pohon yang besar, dapat mencapai ketinggian sekitar 30 meter. Daunnya berbentuuk lanset dengan lebar 2-7 cm. Daun salam memiliki nama lain di Indonesia seperti ubar serai, kastolam, manting, dan meselengan.
Tanaman salam dapat tumbuh optimal pada ketinggian 200-450 mdpl. Seringkali orang yang menanam daun salam menambahkan pupuk NPK, untuk menambah jumlah daun yang memang sangat berguna sehari-hari.
Daun salam berkhasiat untuk meningkatkan produksi urin, sehingga menurunkan kadar asam urat karena terbawa oleh urin. Daun salam juga mempunyai khasiat analgesik, sebagai penghilang rasa sakit pada bagian-bagian yang terserang asam urat.
Untuk mengolah daun salam, cukup menggunakan daunnya saja sebanyak 10-15 lembar. Cuci hingga bersih, kemudian rebus dengan rumusan seperti kumis kucing dan sambiloto, dari 3 gelas air hingga berkurang menjadi 1 gelas saja.
Ekstrak daun salam sebaiknya diminum pada pagi hari sewaktu perut masih kosong. Setelah disaring, ampas daun yang telah direbus masih mengandung banyak zat-zat yang berguna sehingga dapat direbus sekali lagi untuk diminum di sore hari.
4. Tanaman Anting-Anting
Tanaman anting-anting (Acalypha indica) merupakan tanaman yang tidak terlalu besar dengan tinggi 50-100 cm. Sekilas daun ini mirip dengan bayam, namun dengan daun yang bergerigi di tepi-tepinya.
Tanaman anting-anting memiliki bunga yang keluar dari batang-batangnya, dengan kelopak kecil berwarna putih kekuningan. Anting-anting dapat tumbuh di alam liar sampai dengan ketinggian 1000 mdpl.
Bagian tumbuhan anting-anting yang dapat digunakan sebagai obat tradisional asam urat ialah akarnya. Akar anting-anting dapat ditemukan dalam bentuk akar kering.
Cara mengonsumsinya ialah sebanyak 5 gram akar kering anting-anting direbus dengan 3 gelas air hingga menyisakan air sekitar setengah gelas. Untuk hasil yang optimal, air rebusan akar anting-anting dapat diminum 3 kali sehari sebelum makan.
5. Meniran
Meniran (Phyllanthus urinaria) merupakan tanaman kecil dengan tinggi kurang dari 50 cm. Daun menyirip majemuk seperti pada daun putri malu. Tanaman meniran tumbuh liar di tanah berpasir, di tepi sungai dan di tempat-tempat yang banyak rumput.
Meniran memiliki akar dan daun yang mengandung senyawa flavanoid, terdiri dari kuersetrin, astragalin, glikosida flavanoid, dan isokuersetrin.
Sebuah penelitian di Institut Pertanian Bogor menyatakan bahwa flavanoid meniran dapat mengobati asam urat dengan cara menghambat kerja enzim xantin oksidase.
Enzim xantin oksidase ialah enzim yang mengubah xantin menjadi asam urat. Dalam penelitian tersebut dinyatakan bahwa penurunan kadar asam urat dapat mencapai 50%, sehingga meniran sangat berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai obat asam urat alami.
6. Sidaguri
Sidaguri (Sida rhombifolia) merupakan tanaman herba yang juga banyak digunakan sebagai obat tradisional asam urat. Di Indonesia, nama lain tanaman ini cukup banyak, seperti otok-otok, sadagori, taghuri, kahindu, hutu gamo, dan sosapu.
Akar sidaguri dapat berfungsi sebagai obat dengan direbus dengan 3 gelas air hingga air surut menjadi 1 gelas. Satu gelas ini kemudian dapat dibagi menjadi setengah gelas untuk pagi dan sore.
Perlu diingat, tanaman sidaguri tidak dianjurkan untuk ibu hamil karena dapat menyebabkan kandungan menjadi lemah.
Itulah 6 macam obat tradisional asam urat yang dapat Anda coba untuk Anda sendiri atau sanak keluarga yang lebih menyukai pengobatan tradisional daripada pengobatan modern. Untuk mendukung proses penyembuhan asam urat, tentunya perlu pula diiringi dengan menghindari makanan penyebab asam urat dan berolahraga secara teratur.