Studi: Pemakaian KB IUD Picu Risiko Kanker Payudara

Prikasa.com – JAKARTA – Sebuah studi baru menemukan bahwa menggunakan alat kontrasepsi (KB) IUD hormonal miliki risiko karsinoma dada lebih besar tinggi. Tetapi para ahli menekankan bahwa risiko keseluruhannya tetap saja rendah.

Penelitian terbaru yang mana diterbitkan dalam jurnal medis JAMA, menganalisis catatan kemampuan fisik bertahun-tahun dari ribuan wanita Denmark berusia 15 hingga 49 tahun, dengan pembagian antara merekan yang mana mulai menggunakan alat kontrasepsi di rahim yang melegakan hormon levonorgestrel untuk pengendalian kelahiran kemudian merekan yang mana tiada menggunakan jenis kontrasepsi hormonal apa pun.

Di antara lebih banyak dari 150.000 wanita, terdapat sekitar 1.600 diagnosis karsinoma susu baru secara keseluruhan. Namun, terdapat risiko 40 persen lebih besar tinggi dalam antara wanita yang dimaksud menggunakan IUD yakni sekitar 14 diagnosis tambahan untuk setiap 10.000 wanita. Risiko yang dimaksud tidak ada meningkat seiring dengan lamanya pemakaian IUD.

Penelitian sebelumnya telah dilakukan menemukan kaitan sama antara alat kontrasepsi hormonal juga tumor ganas payudara. Angka baru yang disebutkan secara khusus mengidentifikasi risiko yang terkait dengan pengaplikasian IUD, serta temuan yang dimaksud sejalan dengan peningkatan risiko yang digunakan terkait dengan pil kontrasepsi oral.

Menurut data dari Pusat Pengendalian dan juga Pencegahan Penyakit AS, lebih banyak dari 10 persen wanita berusia 15 hingga 49 tahun di tempat Amerika Serikat pada waktu ini menggunakan IUD atau bentuk kontrasepsi reversibel jangka panjang lainnya, serta sekitar 14 persen menggunakan pil. Sekitar satu dari empat wanita pada kelompok usia ini pernah menggunakan IUD pada hidup mereka.

Ketika penelitian sebelumnya tentang hubungan antara pemanfaatan kontrasepsi hormonal lalu risiko tumor ganas dada diterbitkan, American College of Obstetricians and Gynecologists mengeluarkan pernyataan yang menyoroti pentingnya membantu wanita mempertimbangkan peluang risiko terhadap manfaatnya.

“Wajar jikalau orang-orang merasa panik atau khawatir pada waktu meninjau penelitian seperti ini, sebab peningkatan risiko terkena karsinoma jenis apa pun itu mengkhawatirkan,” kata direktur komunikasi lalu institusi belajar misi untuk Susan G. Komen Breast Cancer Foundation Kelsey Hampton yang dimaksud bukan terlibat di penelitian.

“Kami tak ingin orang-orang meninjau data ini kemudian merasa takut. Kami ingin merek tahu bahwa ini hanyalah bukti kemudian informasi tambahan yang dapat mereka gunakan untuk berdiskusi secara mendalam dengan dokter mereka,” sambungnya.

Di sisi lain, sebuah laporan yang mana diterbitkan oleh American Cancer Society menyatakan bahwa kematian akibat karsinoma dada di dalam Amerika Serikat telah terjadi menurun. Namun diagnosis baru meningkat tambahan cepat di tempat kalangan wanita di area bawah usia 50 tahun.

Dilansir dari CNN, Kamis (24/10/2024), hal itu menekankan perlunya pengetahuan tentang risiko neoplasma kelenjar susu dimulai sejak dini dan juga terjadi sering. Bagi profesor kedokteran pada University of California San Francisco Dr. Eleanor Bimla Schwarz, kegunaan IUD terpencil lebih banyak besar daripada risikonya. Angka baru ini seharusnya tak mengubah cara pandang wanita tentang pilihan kontrasepsi yang digunakan tersedia bagi mereka.

Studi: Pemakaian KB IUD Picu Risiko Kanker Payudara