7 Penyebab Jerawat di Pipi

Salah satu masalah yang banyak dialami oleh remaja hingga orang dewasa ialah wajah yang  berjerawat. Jerawat dapat tumbuh di pipi, wajah, bahu, punggung, dan leher, dikarenakan kelenjar minyak banyak terdapat pada bagian-bagian ini.

Jerawat cukup mengganggu bagi penampilan seseorang. Frekuensi timbulnya jerawat bagi tiap-tiap orang berbeda-beda, ada yang sulit menghilangkan jerawat yang semakin hari semakin membandel, ada pula yang hanya berjerawat di waktu-waktu tertentu saja.

Lalu apa yang dapat menyebabkan munculnya jerawat di pipi atau di muka? Berikut 7 penyebab jerawat di bagian tubuh tersebut.

1. Folikel Tersumbat

Jerawat timbul saat folikel yang terhubung dengan kelenjar minyak pada kulit menjadi tersumbat oleh produksi minyak berlebih serta sel-sel kulit mati. Saat hal ini terjadi, pada pori-pori folikel akan terbentuk sumbatan lembut, yang menjadi tempat yang sangat nyaman untuk tumbuhnya bakteri.

Ilustrasi penyebab jerawat

Saat bakteri mulai tumbuh dan berkembang biak dalam folikel, kemudian akan terjadi inflamasi yang ditandai dengan munculnya jerawat-jerawat. Pori-pori yang tersumbat dapat menyebabkan dinding folikel menonjol dan kemudian membentuk jerawat.

Awalnya jerawat terbentuk berwarna putih yang dikelilingi dengan merah muda. Namun semakin lama, saat jerawat yang merupakan kumpulan bakteri dan minyak bersentuhan dengan udara, warnanya berubah menjadi kecokelatan.

2. Pengaruh Hormon

Penyebab timbulnya jerawat yang kedua ialah meningkatnya hormon androgen dalam tubuh, terutama selama masa pubertas. Hormon androgen tersebut kemudian akan menyebabkan kelenjar pada kulit mengeluarkan zat minyak yang berfungsi sebagai lubrikan yang melapisi kulit dan rambut.

Sebenarnya keberadaan homon androgen cukup penting, sehingga kulit tidak kering dan terasa lembab, namun jika berlebihan akan menyebabkan jerawat tumbuh, apalagi di kulit yang jarang dibersihkan secara rutin.

Pada wanita, perubahan hormon yang terjadi karena kehamilan atau saat mengonsumsi pil KB juga dapat menjadi penyebab munculnya jerawat.

Selain itu, sekitar 2-7 hari sebelum terjadinya menstruasi juga terjadi perubahan hormon yang menyebabkan tumbuhnya jerawat, namun hal ini termasuk hal yang cukup normal.

3. Faktor Keturunan

Faktor lain yang dapat menyebabkan jerawat ialah faktor keturunan melalui genetik. Para peneliti menemukan bahwa timbulnya jerawat cenderung diwariskan dari gen orang tua. Remaja yang berjerawat sangat mungkin mempunyai orang tua yang juga berjerawat.

Mekanisme terbentuknya jerawat sangat dipengaruhi oleh genetik. Genetik menentukan bagaimana sistem imunitas tubuh merespon bakteri yang tumbuh subur pada medium jerawat. Genetik juga mempunyai peran menentukan seberapa mudah pori-pori dalam kulit tersumbat sehingga terbentuk jerawat.

Contoh mudahnya, jika genetik Anda mewarisi kemampuan produksi sel kulit mati dalam jumlah berlebih, yang kemudian menyumbat pori-pori, maka hal ini akan menjadi penyebab jerawat tumbuh.

Gen juga menentukan tipe jerawat yang akan Anda alami. Semakin terang warna kulit, maka jerawat akan terlihat semakin merah. Sementara orang dengan kulit yang lebih gelap biasanya memiliki jerawat berwarna merah muda kecokelatan.

Genetik merupakan hal yang tidak dapat diprediksi. Bahkan untuk sepasang kembar identik, satu orang dapat memiliki jerawat jauh lebih banyak dibandingkan dengan kembarannya. Jika kedua orang tua memiliki masalah jerawat yang cukup signifikan, maka risiko anak-anaknya berjerawat juga semakin tinggi.

4. Pemakaian Obat-obatan

Beberapa obat-obatan mengandung efek samping berupa tumbuhnya jerawat. Beberapa zat kimia dalam obat yang dapat menyebabkan timbulnya jerawat diantaranya ialah lithium, steroid androgenik, DHEA, progesteron pada obat KB, serta obat-obat yang mengandung bromin atau iodim.

Zat lithium dapat memicu tumbuhnya jerawat, karena dalam tubuh bekerja menaikkan aktivitas sistem imun. Saat orang mengonsumsi obat yang mengandung lithium, zat tersebut akan memproduksi hormon stres lebih banyak, yang akan menyebabkan peradangan pada kulit. Hal ini memicu terbebasnya histamin dalam kulit.

Histamin merupakan bahan kimia yang memecah sel kulit untuk menghilangkan kuman dan bakteri. Saat histamin terinduksi oleh hormon stres, ia akan menuju tempat tumbuhnya bakteri pada jerawat untuk memerangi bakteri tersebut sebagai bagian dari sistem imun tubuh.

Sehingga yang terjadi pada akhirnya ialah jerawat bakteri berpindah ke daerah kulit lain yang belum berjerawat dan  akhirnya jerawat bertambah banyak.

Zat iodin sebetulnya diperlukan dalam tubuh. Setidaknya, secara normal terdapat 0.02% kandungan iodin dalam tubuh. Namun, sebuah penelitian oleh World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa konsumsi iodin berlebih akan menyebabkan jerawat, namun hanya pada beberapa minggu pertama saat diasup ke dalam tubuh.

Sebelum mengonsumsi obat-obatan, ada baiknya bertanya terlebih dahulu kepada dokter apakah akan menimbulkan efek samping seperti tumbuhnya jerawat.

5. Berada dalam Kondisi Stres

Kondisi stres dapat memicu atau memperburuk tumbuhnya jerawat pada wajah. Saat seseorang mengalami stres, maka tubuh akan memproduksi lebih banyak kortisol dan androgen yang meningkatkan produksi minyak.

Wanita memproduksi hormon androgen dalam presentase yang lebih banyak dibandingkan dengan pria, sehingga kecenderungan berjerawat karena stres akan lebih besar dialami wanita.

Stres dan jerawat dapat menjadi lingkaran setan yang tidak ada habisnya. Stres menyebabkan jerawat, begitu pula saat berjerawat seseorang biasanya akan menjadi stres karena penampilannya terganggu.

Untuk mengatasi stres dan jerawat, Anda memerlukan relaksasi seperti tidur yang cukup, berolahraga, atau aktivitas-aktivitas yang menenangkan seperti bermeditasi atau latihan pernapasan dengan tenang.

6. Pemakaian Produk Perawatan yang Salah

Produk-produk seperti shampo, kondisioner, pomade, jel rambut, dan hairspray dapat menjadi penyebab jerawat. Jika memakai produk perawatan yang kurang cocok dengan kondisi kulit, masalah yang dapat muncul ialah tertutupnya pori-pori sehingga menimbulkan jerawat di sekitar dahi maupun sekitar daerah tumbuhnya rambut di kepala.

Pelembab wajah atau makeup yang salah juga dapat menyumbat pori-pori, sehingga terbentuk jerawat putih maupun kehitaman pada wajah. Ada baiknya mencermati label pada produk kecantikan yang menunjukkan bahwa produk yang Anda pakai tidak menyumbat pori-pori.

7. Asupan Makanan Penyebab Jerawat

Salah satu makanan yang menyebabkan jerawat ialah makanan yang diolah dari susu. Sebuah penelitian di Harvard Medical School meneliti 6.500 remaja, dan menghubungkan timbulnya jerawat dengan konsumsi produk seperti susu, keju, krim keju, dan olahan susu lainnya. Dalam penelitian tersebut terbukti bahwa semakin sedikitnya konsumsi, semakin sedikit pula jerawat yang timbul.

Beberapa makanan juga sering dikaitkan dengan penyebab jerawat, seperti cokelat dan makanan berminyak. Sebetulnya belum ada studi yang dapat membuktikan hal ini, karena reaksi tiap orang berbeda saat mengonsumsinya. Beberapa orang bertambah parah, namun sebagian lainnya malah berkurang jerawatnya.

Ada baiknya Anda memperhatikan makanan apa saja yang membuat jerawat bertambah parah, karena berbeda-beda kasusnya untuk semua orang.

Itulah tadi 7 macam penyebab jerawat beserta penjelasan-penjelasannya. Secara umum, penyebabnya ialah produksi minyak berlebih yang menjadi habitat bakteri untuk hidup.

Untuk merawat kulit agar jerawat tidak lama tinggal, Anda bisa merawat wajah dengan bahan-bahan yang dapat membunuh bakteri, seperti asam pada air perasan lemon atau obat jerawat. Yang terpenting ialah menjaga kesehatan dan kebersihan tubuh sehingga bakteri tidak lagi betah membentuk jerawat.

7 Penyebab Jerawat di Pipi